Sabtu, 15 Maret 2014

Menulis

Oleh   : Hashifa Sabhati 
Kelas : XI IPA 7

Bagi saya dan teman-teman—sesama pelajar, menulis merupakan rutinitas sehari-hari. Baik saat mencatat hal-hal penting yang diterangkan guru di depan kelas, membuat catatan kecil sebagai pengingat tugas, bertukar surat dengan teman sebangku hanya untuk mencegah kantuk, bergantian menulis paragraf cerita bersambung yang dibuat bersama teman sekelas, membuat coretan tidak jelas karena mengantuk, menulis jawaban essay ulangan PKn atau Bahasa Indonesia sepanjang mungkin, hingga berulang-ulang menulis huruf Kana pada detik-detik menjelang pelajaran Bahasa Jepang. Ya, kami menulis setiap hari.

Bagi sebagian orang, menulis adalah pekerjaan. Ada juga yang menulis karena tuntutan. Bagi kami pelajar, menulis adalah kebiasaan. Dan bagi saya, menulis juga adalah pelarian. Pelarian saat pikiran saya sudah tidak karuan. Menulis tanpa berpikir. Menulis tentang apa saja. Terus menulis sampai saya sudah tidak tahu lagi apa yang akan saya tulis. Begitu seterusnya.

Pernah ada seseorang yang mengatakan, “Saat kamu ingin menyampaikan sesuatu namun hal itu terasa sulit, atau kamu merasa malu membicarakannya, tulislah. Tulis surat lalu sampaikan suratmu”. Baru-baru ini saya mencobanya dan saya suka cara itu. Karena tidak semua orang berani berbicara dan tidak sedikit pula orang yang lebih berani menulis. Menerima surat yang ditulis tangan juga rasanya lebih menyenangkan daripada harus mendengar orang berbicara tidak karuan karena sulit menyampaikan suatu hal. Hihihi.

Saya tidak suka menulis, tapi saya juga tidak benci menulis. Membaca lebih menyenangkan, menurut saya. Tapi anehnya, setelah saya selesai dengan suatu bacaan, saya ingin menulis. Entah ingin menulis apa, tiba-tiba ingin menulis saja.  Menulislah saat kamu ingin menulis, mungkin begitu singkatnya. Selamat menulis! 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar