Senin, 04 Juli 2011

Oleh: Dita Sesylia F.
@ditasesil
 
       Derap hujan berlomba membasahi tanah di awal Desember. Hari nan indah bagi gadis kelas dua SD yang sedang duduk bersender di bingkai jendela kamarnya sambil menadahkan tangan pada titik-titik air yang jatuh, penyuka hujan, dia pun membayangkan dia bisa terbang bersama naga ataupun pergi ke dunia yang indah di dasar laut. Dia suka berimajinasi, dan tayangan di TV selalu menjadi sumber imajinasinya. Bersama Hakam dan Ara, dia berimajinasi sebebas mungkin melepaskan kenyataan yang datar dan menggantungkan impian nan hebat. Nina, begitu dia dipanggil.
       "Nina! Nina! Main yuk! Mumpung udah enggak hujan, aku sama Ara punya berita bagus nih." Tiba-tiba terdengar suara Hakam di balik rindangnya pohon.
       "Tapi, Kam, sebentar lagi kan kartun 'Bonar Punya Naga' di TV mulai. Ceritanya lagi seru!" Jawab Nina lantang yang masih duduk bersender di kokohnya mahoni, bingkai jendela kamarnya.
       "Ini lebih hebat dari itu, Nin! Hanan tadi bilang ke aku kalau ada naga di sungai batu ujung kompleks." Terang Ara membujuk Nina, "kita berdua mau lihat naga nih, kamu mau ikut enggak?"       "Oh ya?! Wah aku harus lihat! Aku ikut ya?" Langsung saja Nina meloncati bingkai jendela kamarnya, "Ibu aku main dulu ya, sup jagungnya jangan dihabisin ya, Bu?" Teriak Nina tanpa mengindahkan sautan Ibunya sambil berlalu.
       Sesampainya mereka di sungai batu, mereka hanya melihat batu-batu basah yang dilalui air sungai dengan tumbuhan hijau yang menggantung di sisi sungai, dan kerumunan anak-anak sepantaran mereka, bukan naga. Awalnya dengan sabar, mereka menunggu naga keluar menapakkan diri, namun setelah dua jam duduk di pinggir sungai dan matahari sudah mendekati garis barat, mereka pun menyerah. Tampak wajah yang gelisah dengan berbagai keluhan.
       "Ra, Nin, pulang yuk! Naganya lama, nyebelin." Ajak Hakam.
       "Iya, aku juga capek, nih lihat! Udah jam empat sore." Balas Ara.
       "Iya, sama aku juga, eh kalian laper enggak? Main ke rumah aku dulu yuk! Ibu tadi siang bikinin sup jagung, mau kan?" Tawaran Nina seperti angin surga untuk Hakam dan Ara yang memang dari tadi kelaparan. Tanpa basa-basi Hakam dan Ara pun mengangguk.
       Sesampainya mereka di rumah Nina, mereka langsung disuguhi sup jagung buatan Ibunya Nina. Seraya membuat  lahapan besar untuk sup jagung, Nina, Hakam, dan Ara pun menceritakan tentang apa yang terjadi tadi. Dengan seyuman hangat, Ibunya Nina pun merespon cerita mereka, "Jadi semua ini gara-gara TV toh? Hmm anak-anak, naga itu tidak ada, naga hanyalah legenda dari negeri Cina yang tidak diketahui kejelasannya, nah sama orang-orang zaman sekarang, naga dijadikan tokoh fiktif di TV, tidak beneran ada, supaya tontonan yang mereka bikin jadi menarik."
       "Berarti naga itu enggak ada ya, tante? Selama ini TV ngebohongin kita dong, tante? TV jahat dong sama kita?" Tanya Ara penasaran.
       "Bukan gitu, Ara, TV itu memberikan kita hiburan, dan hal-hal seperti naga, bidadari, cermin ajaib, monster, yang sering kalian lihat hanya hal pendukung supaya ceritanya keren. Kita juga harus menyaring dulu tontonan yang kita lihat. Kita harus tahu mana sisi baik sama sisi buruk dari tontonan yang ada. Nah yang sisi baiknya kita ambil dan sisi buruknya kita buang."
       "Oh, gitu ya, Bu? Jadi nonton TV juga harus berpikir dong? Belajar harus berpikir, nonton TV juga berpikir, capek, Bu." Celoteh Nina.
       "Hus! Jangan gitu, Nina, setidaknya itu supaya kamu bisa mengambil pesan kehidupan yang ada di tontonan yang kamu lihat di TV, nah itu dia sisi baiknya tontonan di TV."
       "Emang tante yakin, semua tontonan ada di TV ada pesannya? Ada sisi baiknya?" Celetuk Hakam.
       "Sebenarnya sih tante enggak yakin karena zaman sekarang tontonan itu enggak semuanya mendidik, tau kan? Tapi pada dasarnya sebuah cerita ataupun tontonan harus ada pesannya loh, dan untuk semua tontonan buat kalian tante yakin pasti ada pesan-pesannya, coba deh kalian cari tiap tontonan anak-anak yang kalian tonton, melatih otak juga loh, biar kalian lebih peka. Menguntungkan kan? Selain kita terhibur, kita juga terdidik."
       "Oke, tante," jawab Ara semangat, "Hakam, Nina, besok kita nonton 'Bonar Punya Naga' barengan yuk! Terus kita cepet-cepetan nyari pesan deh di ceritanya, gimana?" Tantang Ara dengan ekspresinya yang lucu.
       "Siapa takut! Hahaha..." Jawab Nina dan Hakam berbarengan ditemani tawa yang ceria.
       Selepas menghilangkan rasa lapar, Hakam dan Ara pulang ke rumah masing-masing. Hari ini begitu menyenangkan bagi Nina, Hakam dan Ara karena mereka bertiga, mendapatkan sebuah pelajaran akan apa yang terjadi siang ini. Naga itu tidak ada, hanyalah tokoh pendukung dalam sebuah cerita agar lebih menarik, tayang di TV ataupun cerita di dongeng juga hakekatnya memiliki pesan kehidupan dan pesan itu harus dicari, juga sebagai penikmat karya, menyaring apa yang diberikan adalah suatu keharusan agar tidak terjadi salah paham.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar