Sabtu, 09 Juli 2011

Album Usang

Album Usang
Oleh: Yudhistira Dwi A.
@yudhistiradwi / http://pintabo.blogspot.com
 
Siang itu aku berjalan ke tepian sungai. Lalu kulihat ada beberapa orang anak sedang mencari ikan di parit dekat persawahan.
 
“Eh! Itu ikannya! Kejer!” teriak seorang anak di ujung parit.
 
Riuh bunyi air pun terdengar begitu nyaring.
 
“Dapet!” seorang anak berteriak dengan riangnya.
 
“Dapet apanya? Itukan daun,” sahut temannya.
 
Mereka pun tertawa lepas. “Ah, enaknya jadi anak-anak, ngelakuin semuanya seakan ini dunianya sendiri. Kalau sudah besar pasti ga bakalan bisa kaya gini lagi,” pikirku. Lalu, tanpa pikir panjang kupotret mereka yang sedang asik mencari ikan.
 
Setibanya di rumah, aku pun mencari album foto di lemari. “Akhirnya ketemu juga,” ucapku. Album tersebut terlihat usang dan berdebu sekali.  Kubuka album itu, lalu kuamati satu persatu fotonya. Tiba-tiba mataku terhenti pada sebuah foto, sebuah foto yang memuat diriku saat kecil. Di foto itu ada aku yang mengenakan baju tidur dan sedang menenteng sebuah teko. “Lucunya,” pikirku.
 
Lalu, pikiranku pun melayang ke masa disaat aku masih kanak-kanak. Teringat saat pindahan rumah dulu, aku sedang duduk di atas sandaran kursi dan mengenakan kaos kaki di tangan. Teringat juga saat sampai ke rumah baruku yang dulu. Dan teringat pula saat pertama kali kuberkenalan dengan seorang tetangga yang hingga kini masih menjadi sahabat terbaikku. Hingga saat dimana aku harus pindah rumah lagi, aku berpamitan dengan temanku lewat telepon.
 
Lalu kututup album itu. “Seandainya bisa balik lagi ke waktu itu,” pikirku polos.
 
~(‘-.-‘~)
 
Kenangan adalah sebuah karunia yang tidak ternilai harganya. Tanpa sebuah kenangan manusia tidak dapat belajar mengendalikan emosi. Menurutku belajar mengendalikan emosi di sini, kita bisa belajar mengendalikan emosi dari sisi positif atau negatif dari sebuah kejadian pada kenangan tersebut.  Tapi apalah artinya bila sebuah kenangan tidak diabadikan, seperti foto misalnya. Menurutku foto itu seperti pintu kenangan yang bergerak bagaikan efek domino. Efek domino? Iya, karena begitu kita melihat satu foto biasanya kenangan yang lain pasti ikut teringat.
 
(m’-.-‘)m

Sekedar gambar,berbagai cerita !

oleh : Adam Prabowo
@adaamprabowo

berawal dari sebuah foto yang tersimpan rapih di lemari,dan mulai membawanya ke depan beberapa orang
"ini fotonya siapa ?"
"Yang mana ?"
"Itu loh yang masih kecil,lucu ya ?"
"Yang ini,ini mah saya,hahahahaha,lucu kan ?"
"(melongo)"

Mungkin itu adalah beberapa cerita ketika kita memperlihatkan kenangan kita sewaktu masih kecil dengan beberapa fotonya yang tertata monoton
karena dengan melihat foto itu kita tahu bahwa bagaimana ketika kita kecil dulu,bagaimana kita masih keliatan lucu lucu dan lain sebagainya.
Di sini saya mau menceritakan beberapa kenangan tentang kelas yang semuanya ditampung di kertas kertas gambar yang mungkin beberapa tahun lagi akan usang
dan berdebu.ceritanya :

hari itu merupakan hari dimana saya dan teman teman mengalami gejolak emosional tinggi (lebay) kerana apa ?
karena hari ini adalah hari terakhir kita sama sama lagi,hari dimana proses KBM terakhir di kelas saya.Bagaimana tidak selama setahun ini saya dan teman teman terpilih saya banyak melakukan hal hal yang menyenangkan,menyebalkan,dan menyedihkan.Dimana awalnya kita masih yang belum kenal ini lah siapa itu lah,tapi mulai hari ini orang yang selama setahun belajar meraih cita cita bersama bukan mereka lagi.Tapi ya tapi semuanya merupakan momentum massa yang harus kita jalani,karena saya tahu bahwa "suatu hari" nanti kita akan bersama lagi.Jadi karena hari itu adalah hari terakhir jadi temen temen saya semuanya diem diem gimana gitu,mungkin malu atau mungkin juga ada sesuatu yang ingin mereka sampaikan di hari terkahir kita bareng bareng lagi,yah semuanya seperti itu.Mulailah beberapa teman teman terpilih saya bercerita mulai dari ikutan Organisasi LKK lah PPDK lah rutinitas di kelas gimana,dikantin di lapangan di Masjid di Tempat Parkir di WC (ups) tentang teman sebangku curhat tentang si Dia lah tentang Study Tour juga tugas kelompok juga ulangan dan dan dan dan lain lainnya.Puncaknya ketika saya mulai membuka pembicaraan untuk keterakhir kalinya di depan kelas untuk meminta maaf dan berterima kasih kepada Teman teman saya yang terpilih menemani saya selama satu tahun pelajaran pendidikan,semuanya meneteskan air mata,mungkin mereka dan saya juga merasakan jelas bagaimana rasanya berpisah dengan mereka,langsung saja terlintas wajah wajah mereka saat tertawa,saat marah,saat bosan di pikiran saya.Semuanya terlihat miris,dan rasanya aneh ! tapi yang membuat saya susah untuk melupakan mereka adalah kenangan kenangan mereka yang tersimpan dalam sebuah gambar,FOTO ! hanya melihat foto foto kita yang penuh dengan makna,saya merasakan kalian selalu ada di samping saya,selalu rame !.Foto kalian jugalah yang ngebuat saya berkaca kaca sendiri,ketawa sendiri sampe ngomong sendiri (ehehehe) dan taukah kalian kalian semua ? bahwasanya foto foto itulah yang ngebuat kita ngerasa punya masa lalu yang penuh dengan makna.Jangan buang atau taruh foto foto yang menurut kalian berkesan dalam hidup kalian karena foto foto tersebut mampu memberikan suatu motivasi untuk kita jadi lebih baik lagi,contohnya

A : "(buka foto mamah sama papah)"
B : "Foto siapa tuh ?"
A : "Oh,foto keluarga !" 
B :  "Tumben ngeliat"
A : "soalnya kalo  ngeliat foto mereka semua semangat tuh gampang untuk saya dapatkan"
si A pasti merasa mengebu gebu karena si A tahu bahwa mengecewakan orang tua adalah tindakan yang diam diam membunuh mereka

Lihatlah ! hanya dengan sebuah foto ! Dalam hati saya ketika saya menutup foto foto kenangan saya mulai dari kecil hingga saat ini saya,saya hanya berkata :

"Suatu hari nanti,entah kapan semuanya pasti berjalan lebih baik dari sekarang . . . Tak akan ada lagi kita,mereka,kalian,kamu dan saya.Hanya foto fotoku ini yang akan saya simpan serapih mungkin karena foto foto itu mempunyai cerita yang terlalu rapih untuk saya ungkapkan."

Entah dalam foto itu,orang orang yang kita kenal berubah atau telah tiada atau juga menghilang begitu saja.
Apapun tentang FOTO ini saya berterimakasih kepada kalian
dan besarnya terimakasih saya karena otak otak penemu Kamera beserta komponennya,karena dengan otak merekalah semua kenangan itu bisa kita lihat dan kita simpan

Teman,jangan tinggali hal yang menurut kalian itu perlu untuk diingat dan diceritakan kembali kepada seluruh dunia.

Ini ceritaku loh ! lalu dimana dan kapan ceritamu ?

Tema 9 Juli 2011

Selamat malam #smandacivil :D

Ingat dengan pengalaman dimasa lalu yang lucu? Menyebalkan? Atau bahkan membahagiakan? Punya sesuatu untuk mengabadikannya? Foto mungkin akan menjadikan kenangan kalian tetap terjaga, dan "FOTO" juga akan menjadi teman Penulis Smanda untuk malam ini. Punya sesuatu yang ingin kalian bagikan tentang "Foto"?

Jangan takut untuk menuangkannya dalam tulisan ya! :)

Yang Terbaik Dari "Bioskop"

Halo!

Untuk tema "Bioskop" kali ini ternyata tidak begitu ramai ya. Apa jangan-jangan pada sibuk mengantri untuk nonton ke bioskopnya dulu?

Walaupun begitu ada saja karya terbaik disetiap tema, dan kali ini untuk karya tulisan yang terbaik jatuh kepada... Fakhri Azzumar dengan tulisannya yang berjudul Hidupku Adalah Film. Tulisannya lugas, sederhana tapi isinya bisa kita cerna dengan baik.

Selamat untuk Fakhri, terus menulis ya!

MAAFKU UNTUK BIOSKOP

Oleh: Dita Sesylia

Ku melangkah haru menutupi diri yang tengah bersedih dengan selendang sutra yang ku kenakan. Menyusuri anak tangga satu per satu. Langkah kakiku seirama dengan langkah hatiku, perlahan, namun ku pastikan diriku mampu memijakki anak tangga yang terakhir. Pupilku melebar saat kudapati diriku telah menggapai puncak. Karpet merah marun menyelimuti seisi ruangan. Lampu yang berceceran di langit-langit tidak menampakkan sinarnya dengan jelas. Inikah tempat remang-remang itu? Inikah tempat berjualan para prostitut menderetkan dagangannya? Inikah tempat mereka bebas bermaksiat?

Hatiku yang awalnya berirama seperti lagu nan menusuk kalbu kini berirama mendebarkan rasa. Jantungku berdetak kencang, otakku berpikir; jalan mana yang harus ku ambil? Tetap disini melihat suatu transaksi atau meninggalkan tempat ini menyelamatkan diri yang mungkin saja akan ada razia. Tapi mengapa Kakakku memberikan secarik kertas untuk memasuki semua ini padaku? Apakah Kakakku serigala berbulu domba? Tidak! Kakakku yang selama ini menyayangiku tak mungkin melarutkanku dalam hal seperti ini, kata-katanya sembari memberikan secarik kertas ini pun nadanya hanya ingin menghiburku, dan sekarang salahkah aku untuk tetap berada disini karena Kakakku?

Tanpa berbekal membaca sepatah katapun dalam secarik kertas yang diberikan Kakakku itu dan berbekal kepercayaanku pada dia, ku beranikan diri tetap berada disini. Lantas kucari tepat duduk yang tertera dalam secarik kertas berbeda yang diberikan penjaga ruangan ini setelah ku berikan secarik kertas yang ku miliki dari Kakakku. G8. Ku melihat kanan-kiriku, hampir semua duduk berpasangan dan tepat di pojokkan tiap barisan. Membuatku semakin meyakini bahwa inilah tempat maksiat itu, dan sekali lagi, ku bantah semua itu seakan tak ada dan ku tetap disini hingga ku temukan kursiku, G8. 

Ku duduk tenang seolah pikiran yang menggangguku tadi sama sekali tidak pernah muncul. Kuusap titik-titik air mataku. Mengangkat daguku. Seolah diriku yang tegar dan pemberani. Ku coba mengerlingkan mataku, suasuana tetap seperti tadi, ditambah tatapan aneh mereka pada diriku, tak ada yang istimewa. Ya, mungkin akulah yang aneh, aku mengalah, karena inilah pertama kalinya kuinjakkan kakiku di tempat seperti ini.

Tak lama kemudian terdengar suara dentingan nada menandakan adanya informasi, ku dengar pembicara berulang kali menyebutkan kata 'bioskop', mungkinkah ini bioskop? Lampu pun dimatikan, hawa makin terasa dingin, dinding di depan yang semula kosong, kini mejadi layar lebar. Simpulan senyum mulai muncul, berbinarnya mata telah dimulai, aku terkesan. Layar lebar itu memunculkan film komedi dengan efek suara yang amat mendukung. Kira-kira dua jam lamanya aku betah duduk disini. Hati yang bersedih dan gundah telah disembuhkannya, kini ku tak bersedih lagi.

Jadi inilah bioskop, tempat orang-orang mendapatkan hiburan dengan film yang diputarnya sesuai kebutuhan masing-masing, termasuk aku. Bahkan durasi yang diberikan tak cukup bagiku, memberikanku candu untuk kembali. Seandainya saja bioskop adalah manusia, kuingin mengucapkan maaf sebesar-besarnya karena telah berprasangka buruk terhadapnya.