Oleh : Aulia Hashemi
twitter : @auliahashemi
Tema yang diadakan ini benar-benar membuka sedikit memori indah ku tentang pita nyawa :) bismillah,ini lah ceritaku.....
Pukul 04.00 wib
"mas Faris,bangun....kata nya mau jadi DK?bangun jam segini aja masih susah ! ", teriak ibu dari lantai bawah.
"Iya bu,masih jam segini juga......" jawabku sambil mengusap-usap kepala botak hasil karya Pak Maman, tukang cukur di Pasar langgananku.
Dingin.
Ini lah hari pertama aku mengikuti kegiatan PPDK, kegiatan yang harus aku ikuti untuk menjadi salah satu bagian dari keluarga Dewan Keamanan. Impian terpendamku sejak kelas 10 dulu. Bukan,bukan saat aku kelas 10,tapi saat aku mengikuti OLS.
Tiba-tiba ingatanku kembali mundur,jauh sekali sampai saat pagi spesial itu. Hari pertama kegiatan OLS. Aku sangat ingat bagaimana teriakan panitia memanggil nama ku. Sungguh,itu teriakan paling kejam yang pernah aku dengar seumur hidup ku.
"WOY,JADI GINI YA ANAK-ANAK YANG MAU JADI ANAK SMANDA???HAH?"
Teriakan kejam itu diiringi dengan penarikan sebuah benda remeh dari lengan seragam putih SMP ku. Aku ingat sekali bagaimana sakit hati nya aku dilecehkan dengan teriakan itu. Aku merasa aku pantas masuk sekolah ini tanpa mengikuti kegiatan ini. Begitu pikir ku saat itu.
"SUDAH,PERGI SANA ! DASAR GA BECUS KALIAN SEMUA ! "
Alhamdulillah...cukup sudah teriakan-teriakan hina itu masuk telinga ku,kemudian aku balik kanan dan meninggalkan teman-teman seperjuanganku yang masih di orientasi oleh panitia-panitia itu.Aku juga meninggalkan benda remeh yang tadi ditarik oleh panitia.
"Cuma gitu doang,ngapain dipikirin..." ,kataku dalam hati.
Aku mulai memasuki lapangan itu,dan yang aku lihat disitu pemandangan yang serupa dengan pemandangan saat di gerbang sekolah tadi. Ada yang di push up,squat jump,jalan bebek bahkan membentuk angka-angka yang benar-benar menggelitik perutku.
"HEY,NGAPAIN KAMU DISITU?KAMU TELAT KAN?CEPAT BARIS ATAU SAYA KASIH KAMU KONSEKUENSI ! "
Teriakan itu membuyarkan lamunanku akan hiburan sesaat tadi. Oke,aku mengalah dan masuk ke dalam barisan siswa-siswa yang dikatakan telat oleh panitia-panitia itu.
"MANA PITA NYAWA KAMU?HAH?KAMU MATI AJA ! KAMU GA PUNYA NYAWA KAN?"
Pita nyawa?apa itu pita nyawa?asing sekali kata itu,aku mulai mengingat-ingat satu persatu benda-benda aneh yang harus aku bawa dalam acara OLS ini. Tapi,ingatanku gagal untuk mengingat apa itu pita nyawa.
"SUDAH DARIPADA TERLALU LAMA,SEKARANG AMBIL POSISI PUSH UP SEMUA !!"
Aku tak menghiraukan teriakan itu,pikiran ku masih melayang memikirkan benda yang disebut pita nyawa itu. Sambil mengikuti hitungan push up tak lazim dari panitia itu aku terus mengingat dan berpikir.
"SATU!"
"VIVA SMANDA !"
"DUA!"
"VIVA SMANDA !"
....................
"SEPULUH ! "
"VIVA SMANDAAAAAA !!!!!"
Sakit juga tanganku setelah push up 10 kali tadi,wajar lah,ini pertama kali nya aku push up sebanyak itu. Biasanya 5-6 kali saja aku sudah K.O.
Aku berdiri,membersihkan seragam SMP ku yang kotor,kemudian ikut ke barisan lain di tengah lapangan itu.
10 Menit.....15 Menit...Aku berdiri disitu tanpa "dilayani" senior-senior ku.
Iseng,aku mulai berkeliling ke teman-teman seperjuangan ku yang sedang beradu argumen dengan senior. Tiba-tiba ada pemandangan unik di barisan belakang....
"SUDAH SAYA TARIK AJA INI PITA NYAWA KAMU,BELUM DIBAKAR KAN UJUNG-UJUNG NYA !! "
Pita nyawa?pandangan ku pun langsung tertuju pada benda kecil yang berada di lengan seragam temanku itu. Benda ini kah yang disebut panitia sebagai pita nyawa?Benda inikah yang dianggap penting oleh panitia sehingga di setiap barisan yang aku ikuti,pertanyaan yang ditanyakan selalu sama?
"MANA PITA NYAWA KAMU?"
Aku kemudian terdiam sejenak,aku ingat akan benda serupa yang pernah aku miliki,yak benar.....benda yang ditarik oleh panitia di gerbang depan tadi....
Tanpa banyak basa-basi,aku langsung berlari ke depan lagi,maksudku mungkin aku bisa menemukan kembali pita nyawa yang telah rusak oleh panitia tadi pagi. Aku mengingat lagi dimana tadi aku berbaris,
"Nah itu dia !" teriakku saat menemukan benda yang aku cari-cari. Sehelai pita berwarna ungu yang telah rusak dan terlihat terinjak-injak sepatu teman-temanku tadi. Aku pungut benda itu dan aku kembali masuk ke lapangan.
.........................................................
Apa spesial nya pita berwarna ungu itu?bukan kah dengan atau tanpa pita nyawa itu aku tetap lah Aulia Hashemi?mengapa pita itu terlihat sangat bermakna di mata para panitia?
Aku mencoba bertanya pada diriku sendiri yang baru saja mengenal benda berwarna ungu itu. Benda remeh itu seakan-akan membuat ribuan pertanyaan muncul dalam benakku. Tak satu pun sanggup aku jawab nya.
Hari ke 2,pikiran ku akan benda itu masih sama dan belum ada kesimpulan yang aku dapat.
Hari ke 3,aku akhirnya mengambil kesimpulan tentang pita nyawa berwarna ungu. Kesimpulan dari seorang anak baru lulus SMP yang akan memulai kehidupan baru di SMA.
Kesimpulanku, Aku berpikir bahwa pita nyawa hanya lah sebuah simbol atau lambang. Bukan lah benda penting yang sangat berharga. Tapi, justru karena tidak penting itu lah kita harus peduli terhadap pita nyawa. Kenapa?karena pada hakikat nya,untuk membentuk sesuatu yang baik dan benar, kita harus memulai dari hal yang kecil dan tidak begitu penting. Kita harus mau untuk menghargai sesuatu yang kecil untuk mendapatkan sesuatu yang besar.
Sejak saat itu,aku sangat menghargai dan menganggap penting sesuatu yang terlihat kecil seperti pita nyawa contoh nya.
Karena, dari benda remeh macam pita nyawa itu lah kita memulai segala nya. Memulai kehidupan yang baru,yang kelak akan sangat berbeda dengan kehidupan hari ini.
...............................................................................................
"Mas,mau sampai kapan di kamar terus?ini sudah hampir subuh...ayo cepat turun dan bersiap-siap ! "
Teriakan ibu sekali lagi membuyarkan lamunanku. Aku bangkit dari tempat tidurku dan melihat seragam putih abu-abu ku sudah siap. Lengkap dengan segala atribut yang harus dikenakan untuk PPDK, tidak lupa pita nyawa merah sudah ku pasang di lengan seragam ku itu.
Yak,merah. Pita nyawa ku yang ungu itu sudah berubah jadi merah. Aku tidak akan melupakan kenangan pita nyawa warna ungu ku dulu, karena dari situ lah aku memulai segala nya.
Dengan pita nyawa merah di lengan seragamku ini, aku pun akan memulai perjalananku lagi. Aku berjanji pada diriku sendiri untuk tidak menyia-nyiakan pita nyawa merah ini sebagaimana yang aku lakukan pada pita nyawa ungu ku dulu. Karena dari sini lah aku memulai segala nya, menjadi bagian dari keluarga luar biasa yang ada di lingkungan sekolah ku. Dewan Keamanan.
"If you want a quality, act as if you already had it."
William James
Selesai,
Aulia Hashemi