Oleh: Dita Sesylia F.
@ditasesil
| Bukan hal yang mengesankan ketika melihat seutas tali tanpa menggantungkan cerita di dalamnya. Bahkan tidak ada beda dengan tali yang penuh kreasi namun bukan kau yang membuat tampilannya indah. Maka seutas tali pun berhak untuk dikenang ketika kau membuat cerita di dalamnya. Kreasi sumber daya nan kreatif telah mengubah pita menjadi sesuatu yang indah. Berbagai makna pun telah masing-masing dipegangnya dalam kreasi yang berbeda. Namun kreasi yang sama tetap akan menimbulkan makna yang berbeda dalam golongan yang berbeda, karena kau berbeda dan bukan hal yang tabu untuk dilestarikan, pita nyawa. Bukan hal yang dapat mencegah kau menghadapi pintu gerbang kematianmu, bukan hal yang dapat menambah kekuatanmu, bukan juga hal yang dapat mengembalikan orang yang sudah tiada. Namun makna dari pita ini terdapat dalam relasi kalimat sebelumnya. Adalah pita yang menandakan bukti kepedulianmu akan orang-orang yang sedang berdiri melawan ganasnya penyakit HIV dengan berbagai kegiatan sosial untuk dapat menambah kekuatan mereka untuk berjuang melawan semua yang dapat merenggut nyawa mereka, perlahan namun pasti, sehingga dapat mengindahkan makna kehidupan yang telah tuhan ciptakan meski virus AIDS terus menggerogoti tubuh mereka karena kau peduli akan mereka, karena kau tidak begitu saja membuang mereka, karena aku, kamu, dan dia adalah saudara. Betapa nistanya dunia ini ketika kau tak mendapati seorang pun berada di sisimu, menemanimu dalam menghadapi segala rintangan. Dan betapa indahnya dunia ini ketika kau menyadari betapa banyak yang menyayangimu setulus hati. Itulah yang mereka butuhkan, sama seperti aku, dan kamu. Sekarang, dunia sudah mengetahui makna dari pita nyawa dalam salah satu golongan, golongan yang peduli akan mereka-mereka yang terlanjur larut dalam bayangan penyakit HIV. Kini dalam ruang lingkup yang amat kecil dari dunia, memiliki makna tertentu dalam utasan pita yang biasanya ditetapkan oleh mereka dengan ukuran 10 x 0,5 cm, adalah pita nyawa versi SMA Negeri 2 Cirebon, sebuah sekolah bertaraf internasional yang berlokasi di jantung Kota Cirebon. Tidak diakui oleh dunia memang suatu fakta dari makna pita nyawa versi Smanda ini, namun benda ini sungguhlah berharga dalam suatu kegiatan yang ada dalam Smanda dan diakui benar oleh seluruh panitia dan peserta dalam kegiatan itu. Pita nyawa bukanlah pita yang sembarangan, pita ini harus selalu dikenakan dalam jalannya kegiatan itu, bila samapi kau sebagai peserta kedapatan oleh panitia tak mengenakan pita nyawa maka mereka akan dianggap mati. Maka inilah sebuah realita yang mungkin konyol untuk didengar namun memiliki sebuah makna nan dalam, yakni menghargai sesuatu sekecil apapun itu. Disiplin juga tak lepas dari makna pita ini di Smanda karena di sisi jika kau tak mengindahkan pita ini maka kau harus siapkan mental serta fisikmu untuk menerima konsekuensi yang mau tidak mau harus kau penuhi. Takan kau kira sebelumnya, bahwa kekeluargaan pun amat dituntut dalam kegiatan ini, ketika kau mendapati seorang anggota keluargamu tak mengenakan pita nyawa, maka kau dianjurkan untuk membelanya dengan tujuan yang tak keji untuk meghindari konsekuensi yakni meringankan konsekuensi. Hal yang konyol bukan ketika kau harus benar-benar menjaga seutas pita nyawa di lengan kiri? Namun betapa indahnya dunia ketika kau dapat memaknai ini dengan teliti. Bukanlah suatu kerugian untuk menghargai hal-hal kecil tapi memiliki makna, da merupakan suatu kerugian ketika kau melakuka sesuatu tanpa mengetahui makna dari apa yang kau lakukan sehingga kau takan mengambil pelajaran di dalamnya. Sadarkah kau bahwa sebenarnya hal yang kau anggap kecillah yang akan memberikanmu pelajaran dan cerita yang lebih berarti dari pada suatu hal yang besar yang terus kau puja namun tak kau ketahui apapun tentangnya. Seutas tali ini memang benar-benar ajaib. Disini kita hanya melihat dua perbedaan dari sebuah benda kecil dari sekian perbedaan yang ada. Memiliki perbedaan yang cukup kontras, juga memiliki makna tersendiri dalam tiap perbedaan. Namun perbedaan ini sungguh mengagumkan, padahal hanya dari sebuah utasan kecil yang bernama pita nyawa. Maka janganlah kita hancurkan segala perbedaan yang ada, karena perbedaan adalah anugerah Tuhan yang tiada tara. |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar