Rabu, 13 Juli 2011

Sebuah Ruangan Bernama Kelas

Oleh: Prita Ramadiani 
 
 
Ruangan ini, mungkin bagi sebagian orang terlihat begitu besar. Apalagi jika dibandingkan dengan ukuran kamar tidur yang dengan susah payah mereka minta untuk dihadirkan. Tapi bagi sebagian orang lainnya, ruangan ini tidak lebih dari ruangan biasa-biasa saja dengan furnitur yang cukup membosankan. Di dalam ruangan ini terdapat belasan meja, puluhan bangku, dan benda-benda lain yang terkadang tidak tertata dengan rapih. Terkecuali bangku yang terletak di pojok depan, bangku-bangku yang lain memiliki arti yang sangat spesial.
Bangku kayu ini walaupun tampak sederhana, harganya toh tidak sesederhana bentuk fisiknya. Mahal! Jumlahkan setiap rupiah yang digunakan untuk membayar biaya sekolah kita dan itulah harga satu bangku sederhana ini. Dari taman kanak-kanak hingga perguruan tinggi, begitu banyak materi yang dikucurkan. Rupiah-rupiah tersebutlah yang mengesankan bangku ini menjadi begitu mahal harganya. Maka dari itu, sudah menjadi kewajiban kita untuk mejaga baik-baik bangku ini selagi senantiasa bersyukur telah dikaruniai sebuah bangku. Kita juga harus menyadari bahwa di sana, di luar sana masih banyak orang yang tak beruntung dan harus mengemis-ngemis mendapatkannya.
Pernahkah melihat orang tua kita tengah melakukan sebuah perjudian? Jangan katakan tidak, karena sesungguhnya mereka sedang melakukannya sekarang ini. Tentu saja perjudian disini bukan perjudian yang diharamkan oleh Tuhan. Bukan perjudian yang biasa dilakukan oleh casino-casino di Las Vegas atau perjudian kecil-kecilan seperti sabung ayam dan togel yang biasa dilakukan rakyat kecil. Perjudian yang dimaksud adalah perjudian yang melibatkan kita, anak-anak mereka sebagai objeknya. Sesungguhnya, orang tua kita telah melakukan sebuah investasi besar-besaran di dalam diri kita. Besar-besaran! Mereka memberikan semua yang mereka punya untuk kita. Menanamkannya dalam diri kita, anak-anak mereka. Harapan mereka, tentu saja sebuah keuntungan yang berlipat ganda dikemudian hari. Kitalah harapan mereka.
Bagi saya, ruangan ini terlihat seperti sebuah perahu kecil. Perahu yang terisi penuh sesak dengan puluhan penumpangnya yang memiliki tujuan yang sama. Secara garis besar, tujuannya tentu saja adalah sebuah kesuksesan. Kesuksesan! Keberhasilan kita dalam mencapai tujuan itupun ditentukan oleh tindak-tanduk kita dalam ruangan ini. Apakah kita dengan serius melakukan apapun demi mencapai tujuan atau hanya setengah hati dan terkesan bermain-main. Jangan pernah juga mengharapkan perjalanan menuju “pulau impian” ini akan dapat dilalui dengan mudah. Bisa saja di tengah jalan akan ada badai yang menerpa dan memanggil-manggil agar kita berhenti dalam usahanya mencapai tujuan.
Apapun itu, ketahuilah bahwa cobaan akan selalu hadir setiap waktunya dalam ruangan ini. Takkan pernah surut. Dikala badai menerpa ingatlah kisah tentang pengorbanan orang tua kita. Pengorbanan mereka. Ingatlah perjudian yang mereka lakukan dan bayangkan pula bagaimana jika perjudian ini berakhir pahit dengan sebuah kebangkrutan. Jika sudah begini, pengorbanan merekapun jadi sudah tidak ada gunanya lagi. Sia-sia! Dan bukankah inilah saatnya kita juga sedikit berkorban? Menekan ego kita demi tujuan akhir berupa kesuksesan, sebuah “pulau impian” yang begitu indah laksana surga. Dan perjalanan mengarungi samudera luas itu dimulai disini. Perjalanan panjang yang begitu melelahkan. Di sini, di ruangan ini. Sebuah ruangan bernama kelas.