Nama : Via Valencia A
Kelas : XI IPA 6
Aku berjalan, lalu diam. Sebuah persimpangan di hadapanku. Aku tidak mengerti betapa mudahnya bagi orang lain untuk berjalan melewati persimpangan. Tidak tahu sebenarnya, apakah mereka merasa ragu atau tidak, namun kulihat betapa santainya mereka berjalan di jalan yang mereka pilih. Sedangkan aku begitu gundah untuk memilih. Terlalu banyak pikiran yang merajalela. Takut jika aku tidak menyukai jalan yang aku pilih. Takut apabila aku memilih jalan yang buntu. Takut untuk terjatuh dijalan. Terlalu takut untuk menemui kesalahan dan penyesalan. Di sisi lain pemikiranku, aku tidak mau menjadi si 'manusia di persimpangan'. Yang lebih memilih untuk berjalan mundur dibandingkan memilih di persimpangan. Walaupun sebenarnya ia tahu bahwa itu sulit. Karna berjalan kebelakang, itu artinya kau berjalan mundur, kau tidak tahu apa yang akan kau lewati atau temui. Kau bisa terjatuh kapan saja tanpa kau bisa sadari sebelumnya. Dan memungkingkan kau untuk jatuh di tempat yang sama kembali.
Dari segala hal yang melintas dipikiranku ini, aku mulai menemukan titik temu. Mungkin selama ini yang aku butuhkan hanyalah seseorang yang menggenggam erat tanganku, mengajak ku berlari melewati persimpangan. Dia yang aku butuhkan adalah keberanian. Hanya dia yang mampu melawan segala takut. Ya, mungkin aku akan terjatuh di jalan yang aku pilih. Tapi setidaknya aku lebih baik dibandingkan mencari aman saja untuk mematung di antara persimpangan. Semua pilihan memiliki resiko. Tidak selamanya berjalan sesuai harapan kita yang sempurna. Namun di bandingkan semua itu, ada hal lain yang bernama pelajaran berharga yang tidak akan kau pernah temukan jika kau memilih untuk membatu di antara persimpangan ataupun menjadi si 'manusia di persimpangan' yang berjalan mundur. Jangan pernah lupakan bahwa sesuatu yang dianggap buruk bernama kesalahan adalah pelajaran yang berharga. Ia akan membantumu untuk tidak terjebak di lubang yang sama.
Sabtu, 17 Mei 2014
JALAN HIDUP
OLEH : AMALIA RAMADHANI
KELAS: X IPA 7
Semua
susah ditebak. Apalagi masalah hidup. Memang terencana, tetapi bisa saja
rencana itu terhenti dikarenakan adanya batu atau kerikil yang bisa bikin kita
jatuh. Jalan hidup memang sulit untuk dilewati. Tetapi kita diharuskan untuk
melewatinya. Entah itu senang atau susah. Salah pilih jalan, malah kesasar.
Mending kesasarnya di jalanan biasa. Kita masih bisa pakai GoogleMaps. Kalau
kesasarnya di jalan hidup gimana coba? Nggak ada GoogleMaps-nya.
Jalan hidup
itu jalan yang harus kita lewatin semasa hidup. Jangan salah memilih jalan.
Jangan cuma cari jalan yang lurus plus mulus doang. Bisa saja, jalan yang
seperti itu malah jalan buntu. Walaupun kita pilih jalan yang berbelok tajam
dan agak tidak mulus, kita bisa melalui jalan itu dengan sabar dan
berhati-hati.
Pasti
ada saja persimpangan yang kita lewatin. Bukan hanya simpang tigo
#ehitunamawarungya tapi ada banyak simpangan yang menanti kita. Kita hanya
diperbolehkan melewati satu jalan dari setiap simpangan. Kalau salah pilih,
kita harus balik lagi ke awal dan menemukan mana jalan yang baik bagi kehidupan kita. Kadang,
kita juga suka bingung ketika berada di sebuah persimpangan. Kita takut untuk
memilih jalan mana yang harus dilewati. Setiap persimpangan memiliki jalan yang
kita tuju. Kalau sudah begitu, pasti lancar deh perjalanannya. Jadi, persimpangan itu harus dilewati bukan
ditakuti.
simpang jalan
Dari Admin Penulismanda
Hari Ini aku mendapatkan banyak pengalaman , pengalaman yang
mungkin sepele menurut semua orang, tapi menurutku berharga, makanya aku harus
menuliskan dibuku ini dan nanti suatu saat aku bisa membacanya lagi dan
mengingatnya lagi…
Pengalamanku hari ini tidak bisa dibilang istimewa atau
menyenangkan tapi cukup membuatku sakit hati dan merasa aneh. Hari aku
mengunjungi sebuah tempat, tempat yang dulu memberikan banyak pengalaman bagiku
dan sampai sekarangpun masih memberikanku pengalaman, sesampainya disana ku
heran dengan keadaan disana, aku seperti bukan ditempat yang dulu berada. Aku melewati
persimpangan, dan namanya simpang 7 jelas sekali aku tahu dari sebuah papan
besar didekat pos ronda disana tertulis “POS SIMPANG 7” dan setelah aku
hitung-hitung mempang ada 7 persimpangan, aku berpikir untungnya ini ada di
desa pedalaman bukan dijalan-jalan besar di pusat kota entah bisa ku bayangkan
bagaimana apa bila simpang 7 ada dijalan raya, simpang 5 di semarang saja sudah
membuatku pusing? … aku memelankan jalanku untung melihat sekeliling
persimpangan ini, aku melihat beberapa pohon dan warung-warung, dan aku bisa
melihat ada took penjual kayu yang tampak paling besar disana, aku melihat ke
pos ronda, disana ada beberapa laki-laki dewasa yang bisa kutaksir umurnya
sekitar 40an, diantara mereka kutebak ada tukan becak, ojeg atau mungkin
beberapa bapak-bapak yang sedang beristirahat, aku melihat mereka tertawa
gembira disana, ada juga tukang becak yang sedang tidur diatas becaknya, juga
tukang ojek yang sedang menghisap rokoknya, aku terpikir dalam benakku, apakah
mereka semua tidak ingat dengan urusan mereka masing-masing? Kenapa tukang
becak dan ojek justru bersantai dipos ronda bukankah mereka harusnya mencari
penumpang dijalan-jalan sana? , tiba-tiba aku melihat ada sebuah mobil putih
berjalan melewati pos ronda dan tiba-tiba membunyikan klaksonnya, lalu
bapak-bapak yang ada dipos ronda tiba-tiba memberikan salam kepada pemilik
mobil walau hanya sebentar, dan tukang becak yang tadi tertidur tiba-tiba
terbangun dan juga ingut menyalam walau bisa kulihat dalam kondisi terkantuk. Aku
heran kenapa mereka tidak marah terutama tukang becak tersebut tapi justru
mereka malah tersenyum dan menyapanya. Nampaknya klakson disini bukan tempat
untuk buru-buru aku tertawa dalam hati.
Aku sadar mungkin hal tersebut menjawab pertanyaanku,
bapak-bapak disini bukan melupakan
urusan mereka tapi lebih tepatnya beristirahat dari urusan-urusan mereka yang
mungkin membuat mereka stress, dan mereka memilih sebuah pos ronda untuk
beristirahat, bergabung dengan banyak orang saling bercanda apa saja, tidur,
beristirahat membicarakan banyak hal, persimpangan ini juga membuatku sadar
bahwa kita ini bukan robot yang seluruh tubuh kita terprogram untuk melakukan
sesuatu, kita juga butuh bersantai dan beristirahat, melepas kepenatan, mungkin
bisa disebuah pos ronda? Hahaha , aku kembali berjalan melewati pos ronda dan
aku mencoba untuk menyapa bapak-bapak tersebut walaupun aku tak mengenal mereka
tapi nampaknya bapak-bapak tersebut menjawab salam dengan baik, aku lega dan
tersenyum dan melanjutkan jalanku, aku jadi terpikir disebuah persimpangan yang
mungkin menurut orang adalah tempat yang buruk untuk bersantai tapi menurutku
tidak ada yang salah dengan persimpangan, persimpangan yang menyatukan banyak
orang dan berbagai macam manusia dan tak melihat status mereka apa, kalau hidup
seperti di persimpangan yang seperti ini mungkin enak?
Tujuan Akhir
Nama: Ditya Puteri
Kelas: X MIIA 9
Setiap jalan punya tujuan.
Setiap jalan punya akhir.
Dan setiap jalan punya
persimpangannya masing-masing.
Aku menatap ke
depanku. Belokan-belokan jalan ini rasanya terlalu membingungkan. Persimpangan
ini rasanya terlalu sulit dipecahkan. Rasanya persimpangan ini terus membuatku
takut. Ragu akan apa yang aku pilih.
Setiap
persimpangan ini punya akhir masing-masing. Pertanyannya, persimpangan mana
yang bisa mengantarku ke tujuan akhir?
Berdiam diri disini tidak akan membuahkan
hasil.
Persimpangan ini
satu-satunya jalan. Dan pertanyannya masih sama, persimpangan mana yang bisa
mengantarku ke tujuan akhir?
Tapi satu yang
aku tahu pasti.
Setiap jalan
punya persimpangannya masing-masing. Dan pilihanku hanya satu. Persimpangan
mana yang akan aku pilih.
Gejolak Di Persimpangan
Oleh: Aulia D Putri
Kelas: X IPA 2
Pikirku melayang jauh
Menerobos dalamnya anganku
Namun lidahku tetap kelu
Seakan tak bisa lagi berkata-kata
Tak peduli dengan suara bising
Yang mengalun menusuk gendang telinga
Walau goyah sudah biasa
Aku tetap terdiam di persimpangan
Ku ingat lagi resolusiku
Mencoba menyelaraskan dengan realita
Dan meninggikan sesuatu yang sekiranya rendah
Mendungnya langit membuatku pucat pasi
Lalu membiaskan yang ada di persimpangan
Pilihan ini membuatku semakin bergejolak
Namun aku memilih berlari melawan angin
Aku tak peduli meskipun harus tertatih
Di persimpangan ini aku memilih
Ikuti kata hati jika ingin tetap berseri
Kelas: X IPA 2
Pikirku melayang jauh
Menerobos dalamnya anganku
Namun lidahku tetap kelu
Seakan tak bisa lagi berkata-kata
Tak peduli dengan suara bising
Yang mengalun menusuk gendang telinga
Walau goyah sudah biasa
Aku tetap terdiam di persimpangan
Ku ingat lagi resolusiku
Mencoba menyelaraskan dengan realita
Dan meninggikan sesuatu yang sekiranya rendah
Mendungnya langit membuatku pucat pasi
Lalu membiaskan yang ada di persimpangan
Pilihan ini membuatku semakin bergejolak
Namun aku memilih berlari melawan angin
Aku tak peduli meskipun harus tertatih
Di persimpangan ini aku memilih
Ikuti kata hati jika ingin tetap berseri
Semua Ada Jawabannya
Oleh : Fasya
Hadiyan Aprilingga
Kelas : X IPA
4
“Tak
ada salahnya untuk memulai berjalan walau memang itu sulit, daripada kita hanya
diam di sebuah persimpangan jalan.”
Mungkin
banyak sekali manusia di bumi ini yang bingung saat ditunjuk untuk memilih
diantara dua pilihan dan mereka hanya diam di tempat dan tak tahu harus berbuat
apa? Mereka hanya berdiri di persimpangan kedua pilihan tersebut dan diam
terpaku menatap orang-orang yang berjalan menuju pilihan mereka masing-masing.
Saya pun pernah merasakannya, berdiri di persimpangan antara dua pilihan yang
sulit, yang keduanya memiliki bobot keuntungan dan kerugian masing-masing. Jika
saya memilih pilihan pertama apa yang saya akan dapat dan saya pun dapat
kehilangan kesempatan besar saya untuk memilih pilihan yang kedua yang
menguntungkan dan begitu pun sebaliknya. Sehingga saya hanya berdiri di
tengah-tengah kedua pilihan tersebut dan bingung menentukan pilihan yang tepat
untuk saya.
Memang
berdiri di persimpangan antara dua pilihan membuat kita sangat bingung dan tak
tahu sama sekali bagaimana menyelesaikan itu semua. Kebingungan, apa yang harus
dilakukan agar kita dapat berjalan dan meninggalkan persimpangan itu. Semua ada
solusinya, solusi agar kita dapat terlepas dari keterdiaman kita yang hanya
berdiri di persimpangan. Sebenarnya hanya ikuti kata hati kalian yang
mengarahkan kalian kemana, walupun memang berat menentukannya tapi kalian harus
memutuskan agar kalian tak hanya diam di tempat sedangkan yang lain sudah
berjalan jauh. Semua itu memang berat, bagaimana kita meninggalkan persimpangan
yang membuat kita bingung dan apakah pilihan yang kita putuskan akan berdampak
baik bagi kita atau sebaliknya. Walaupun semua itu belum kita ketahui akhirnya,
tidak ada salahnya kita untuk mencoba dan mengetahui jawaban itu semua daripada
kita hanya berdiri diam di persimpangan.
Hilang
oleh : Prameswari Kusumaningrum
Kelas : X IPA 4
Setahun yang lalu
Tepatnya di persimpangan biru
Kau berjanji padaku
Akan menjadi pelindungku
Tapi yang terjadi
Kau hilang ditelan bumi
Mengabaikan janji
Tanpa sedikitpun peduli
Aku datang ke nisanmu
Meneteskan air mata untukmu
Membawa bunga baru
Mengganti bunga yang dulu
Setahun sudah aku menunggumu
Di persimpangan biru
Sambil berharap kedatanganmu
Meskipun hatiku sudah pilu
Aku masih menunggumu
Di persimpangan biru
Kelas : X IPA 4
Setahun yang lalu
Tepatnya di persimpangan biru
Kau berjanji padaku
Akan menjadi pelindungku
Tapi yang terjadi
Kau hilang ditelan bumi
Mengabaikan janji
Tanpa sedikitpun peduli
Aku datang ke nisanmu
Meneteskan air mata untukmu
Membawa bunga baru
Mengganti bunga yang dulu
Setahun sudah aku menunggumu
Di persimpangan biru
Sambil berharap kedatanganmu
Meskipun hatiku sudah pilu
Aku masih menunggumu
Di persimpangan biru
It's a Big Deal
oleh : Shelly Ila Amalia
kelas : X IPA 4
Aku butuh pendapat
Aku tak ingin salah
Aku tak ingin
menyimpang
Aku butuh keyakinan
Bagaimana caranya?
Aku butuh petunjuk
Tidak hanya seuntai kata
Aku butuh sebuah bukti
Ini adalah keputusan yang besar
Tidak seperti memilih antara nasi atau roti
Mengapa harus ada pilihan di dunia ini?
Apakah kau tidak mengerti sulitnya memilih?
Apakah kau tidak mengerti sulitnya merelakan sesuatu untuk sesuatu?
Sebuah Mimpi di Persimpangan
Oleh : Rifa Kurotun Nada
Kelas :
X MIIA 5
Mimpi. Satu kata beribu harap. Jika
mimpi awal dari sebuah harapan. Pastinya, semua orang akan berbondong untuk
merebut mimpinya. Dan, tak akan biarkan satu hal pun merebut mimpinya. Jika
mimpi adalah sebuah bunga indah yang harus dipetik. Pastinya, semua orang akan
memetik mimpi itu dengan berbagai cara. Karena mimpi adalah satu-satunya bintang
yang tak semu. Satu-satunya bintang nyata yang harus diraih oleh pemiliknya.
Tapi, bagaimana jika mimpi itu ada
di sebuah persimpangan? Disebuah keraguan. Bagaimana jika mimpi itu bukanlah
mimpi yang terbaik? Bagaimana jika mimpi itu tak pernah bisa digapai? Bagaimana
jika mimpi itu urung kau wujudkan? Pertanyaan
tersebut pasti muncul ketika banyak faktor yang membuat kau ragu akan mimpimu.
Jika kau ada disebuah persimpangan
untuk menggapai mimpimu yang berada didalam keraguan. Apa yang kau pilih? Terus
berjalan, berhenti atau berbalik arah? Terus berjalan entah belok kanan atau
kiri artinya kau melupakan keraguanmu dan berani untuk menerima resiko yang
akan terjadi. Berhenti dan terus menunggu artinya kau hanya berjalan di tempat
sambil menunggu jalan yang Tuhan pilih untukmu. Atau berbalik arah artinya kau
mundur dan memilih mimpi yang lain?
Semua tergantung padamu.
Tidak, semua tergantung pada usahamu
sebelumnya. Dan, tergantung takdir Tuhan akan masa depanmu. Yakinlah, rencana
Tuhan pasti lebih baik dari mimpimu. Karena Tuhan memberikan kau sesuatu yang
kau butuhkan bukan yang kau inginkan. Ingatlah, Tuhan tidak pernah tidur.
Persimpangan memang selalu
membingungkan. Membuat kau dilema. Membuat kau berpikir keras dari sebelumnya
bahkan membuat kau berpikir dua kali. Membuat semua jalan di persimpangan
seakan sulit. Semua jalan pasti ada cobaan, entah itu tanjakan ataupun turunan.
Tapi, apakah semua jalan di persimpangan itu akan tetap sama hasilnya? Membuat
kau sampai pada mimpimu?
Jika benar sekarang kau sedang ada
dalam persimpangan. Jangan jalan ditempat! Itu tak akan merubah semuanya
menjadi lebih baik. Bahkan menjadi buruk. Kau akan jenuh, lelah bahkan lumpuh
dengan hasil yang nihil. Teruslah berjalan entah itu maju belok kanan atau
belok kiri atau mundur dan berbalik arah.
Karena, kadang menyerah dan mudur
menjadi jalan terbaik untuk dipilih. Asalkan kau sudah berani untuk usaha dan
meminta pada-Nya. Siapa tahu jika kau memilih mundur, Tuhan hanya ingin kau berusaha maksimal dan
berdoa tapi Tuhan berikan rencana indahnya dibelakangmu. Dan Tuhan ingin kau
mundur beberapa langkah. Karena dengan kau mundur beberapa langkah kau akan
tahu dimana letak kesalahanmu dan kau punya kesempatan untuk memperbaiki
semuanya. Jika dipersimpangan kau pilih maju, belok kanan, atau belok kiri.
Jangan salah pilih. Selalu dengarkan hatimu, karena hati tak buta dan tak tuli.
Selamat menggapai bintangmu. Jauhkan
rasa ragu, supaya kau tak pernah ada dipersimpangan.
Pecah
Oleh : Elysa Meilani Faradina,
Kelas : X IPA 1
Pikiran dan hatiku
Buntu tak menentu
Terhenti pada suatu titik
Dimana ada banyak haluan
Seperti mimpi didalam mimpi
Tak bisa fokus tak terlihat nyata
Depan belakang kanan dan kiri
Sebuah persimpangan menghalangi
Mengacaukan tekad dan tujuan
Menghasut jalan yang lurus
Membisikan godaan palsu dibalut keindahan
Tebalnya kabut jalanan ini
Membutakan doa ku pada Tuhan
Persimpangan yang kulalui
Bagai lembah api yang harus ditentukan
Untuk kemana kita pergi
Mencapai taman bunga sejuta imajinasi
Persimpangan adalah jalan pilihan
Dimana kita siap dengan bunga api yang ada
Untuk tempat tinggal dan teman kita
Selama mencapai apa yang di anugerahi oleh Tuhan
Langganan:
Komentar (Atom)