Dari Admin Penulismanda
Gerimis di sore ini, membuatku terdiam dan
merilekskan tumbuhku sejenak, akhir-akhir ini kepala dan tubuhku terus-menerus
bekerja, aku dibuat stress dengan aktivitasku sendiri… aku bahkan melupakan
buku ini, buku yang seharusnya kuisi , ya tapi dari awal juga aku sudah
mengetahui aku akan terlalu sibuk dan melupakan untuk menulis dibuku ini, ya
contohnya akhir-akhir ini…
Akhir-akhir ini kebebebasan ku untuk
bergerak dan menjalankan aktivitas ku agak terganggu aku lebih menjalani
pekerjaanku dengan mondar-mandir kesana kemari melakukan pekerjaan yang lebih ketimbang duduk manis di depan meja dan
menulis sesuatu, aku memang suka diriku seperti ini diriku yang terus bergerak
tanpa ada halangan tapi aku tak suka apabila aku bergerak sendiri tak ada yang
menopangku, kadang-kadang aku kesal sendiri, kadang-kadang aku ini marah dan
berteriak sekencang-kencangnya tapiii,
tapi aku berpikir aku sekarang telah dewasa walaupun banyak orang yang
mempertanyakan kedewasaanku, tapi aku pikir aku cukup dewasa dengan tidak mengeluh
dengan keadaan dan terus bergerak untuk menyelesaikan tugas. Itu mungkin caraku
berpikir sebagai orang dewasa.
Aku melihat beberapa daun-daun yang jatuh
bersama derasnya air yang turun kupikir pasti akan hujan lebat lalu aku kembali
kedalam rumahku mencoba berpikir jernih dan mendinginkan kepalaku, aku bosan
dengan kepalaku yang terus-menerus panas dan tak bisa berpikir jernih, aku
berharap hujan ini bisa membuat kepalaku dingin tentunya tanpa aku harus
hujan-hujanan diluar sana.
Aku melihat sekeliling kamarku tampak agak
sedikit berantakan tapi yasudahlah tak penting sekarang aku ingin menulis
sesuatu, kata orang menulis adalah hal yang paling efektif untuk menumpahkan
kesal, lelah, emosi semua yang ada dipikiran kita menjadi sebuah tulisan… tapi
entah aku pikir bagaimana nanti hasilnya tulisanku, tapi yasudahlah tak
kupikirkan hasil akhirnya. Aku melihat beberapa anak-anak dari luar jendelaku
sedang berlari-lari sambil menikmati hujan yang turun aku kangen dengan
masa-masa itu, masa-masa aku bebas layaknya sebuah anak kecil yang tidak tahu
apa-apa, ya memang sebenernya mereka anak kecil-kecil. Sekarang atau mungkin
orang dewasa kebanyakan berpikir lebih kedepan dan berpikir berulang kali efek
dari hujan-hujanan, mereka berpikir kalau terkena hujan kemungkinan besar akan
sakit dank arena sakit dapat membuat aktivitas dan pekerjaan mereka terganggu
dan dapat berdampak buruk bagi karier atau pekerjaan mereka, ya kadang aku juga
berpikir seperti itu.
Tapi aku tetap ingin bebas aku ingin
melupakan semua kepenatanku selama ini, sesekali aku ingin menjadi anak kecil
yang bermain dengan senangnya, tapi aku tidak pernah manja walaupun jadi anak
kecil setiap masalah selalu ku tangani sendiri dan tak pernah mengadu ke
orangtua ku. Tapi yasudahlah lupakan aku justru malah menceritakan pribadiku
hahaha .
Aku kembali menatap hujan dari kamar
jendela, aku ingin bebas seperti halnya hujan yang bisa turun kapan saja, aku
ingin seperti angina yang bebas berhembus kemana saja , aku ingin menjadi daun-daun
yang jatuh ketika mereka sudah tak mampu bertahan mereka lebih baik gugur dari
pada menyusahkan, aku ingin seperti mereka yang melakukan sesuatu dengan bebas
dan dapat beraktivitas dengan bebas tanpa gangguan. tapi kemudian aku berpikir
itu semua mustahil, kenapa? Karena aku manusia aku punya akal aku punya otak
dan aku pasti mempunyai masalah yang harus diselesaikan aku mungkin bisa bebas
tapi tak selamanya aku bisa bebas, kenapa? Karena aku manusia aku bukan benda
mati yang tak bisa berpikir, aku manusia harus mau diatur tapi kita juga boleh
bebas asal tidak keluar dari aturan itu. Ya selama kita menunaikan tugas dan
kewajiban kita kita berhak bebas meminta hak kita kan? Karena kita bukan babu
dan kita bebas bereksprei dan menuangkan ide kreatifitas kita, mungkin itu
makna bebas menurutku dan menurut orang dewasa lainnya.
Aku tersenyum, aku justru berdiri dan
keluar dari kamarku, membuka pintu rumahku dan berjalan sedikit-demi sedikit
kearah luar, tanganku bergerak lebih dulu manampung air hujan kemudian tubuhku
akhirnya keluar dari perbatasan dan menerjang hujan, aku sama sekali tak
berpikir apa-apa aku hanya ini keluar dan bebas menikmati hujan. Bebas
menikmati kehidupan aku tersenyum bahkan sampai tertawa, hujan ini seperti
meluluhkan api dalam kepalaku, aku seperti anak kecil yang ceria dan bebas
menikmati hujan. Seluruh tubuhku basah aku mulai kedinginan dan mungkin aku
akan batuk-batuk aku mulai pilek , tapi aku justru bersyukur karena itu semua
adalah resiko yang aku dapatkan, bukankah semua yang kita kerjakan punya
resiko? Dan aku juga sangat bersyukur tekanan yang ada pada otakku tiba-tiba
hilang dan aku mulai bisa berpikir jernih, walaupun sekarang tubuhku merasakan
meriang, tapi tak apa ini namanya resiko, lagipula ini setimpal? Yang penting aku
bisa bebas dari tekanan.