Sabtu, 03 Mei 2014

Anak Kecil

Dari Admin Penulismanda



Gerimis di sore ini, membuatku terdiam dan merilekskan tumbuhku sejenak, akhir-akhir ini kepala dan tubuhku terus-menerus bekerja, aku dibuat stress dengan aktivitasku sendiri… aku bahkan melupakan buku ini, buku yang seharusnya kuisi , ya tapi dari awal juga aku sudah mengetahui aku akan terlalu sibuk dan melupakan untuk menulis dibuku ini, ya contohnya akhir-akhir ini…
Akhir-akhir ini kebebebasan ku untuk bergerak dan menjalankan aktivitas ku agak terganggu aku lebih menjalani pekerjaanku dengan mondar-mandir kesana kemari melakukan pekerjaan yang  lebih ketimbang duduk manis di depan meja dan menulis sesuatu, aku memang suka diriku seperti ini diriku yang terus bergerak tanpa ada halangan tapi aku tak suka apabila aku bergerak sendiri tak ada yang menopangku, kadang-kadang aku kesal sendiri, kadang-kadang aku ini marah dan berteriak sekencang-kencangnya  tapiii, tapi aku berpikir aku sekarang telah dewasa walaupun banyak orang yang mempertanyakan kedewasaanku, tapi aku pikir aku cukup dewasa dengan tidak mengeluh dengan keadaan dan terus bergerak untuk menyelesaikan tugas. Itu mungkin caraku berpikir sebagai orang dewasa.
Aku melihat beberapa daun-daun yang jatuh bersama derasnya air yang turun kupikir pasti akan hujan lebat lalu aku kembali kedalam rumahku mencoba berpikir jernih dan mendinginkan kepalaku, aku bosan dengan kepalaku yang terus-menerus panas dan tak bisa berpikir jernih, aku berharap hujan ini bisa membuat kepalaku dingin tentunya tanpa aku harus hujan-hujanan diluar sana.
Aku melihat sekeliling kamarku tampak agak sedikit berantakan tapi yasudahlah tak penting sekarang aku ingin menulis sesuatu, kata orang menulis adalah hal yang paling efektif untuk menumpahkan kesal, lelah, emosi semua yang ada dipikiran kita menjadi sebuah tulisan… tapi entah aku pikir bagaimana nanti hasilnya tulisanku, tapi yasudahlah tak kupikirkan hasil akhirnya. Aku melihat beberapa anak-anak dari luar jendelaku sedang berlari-lari sambil menikmati hujan yang turun aku kangen dengan masa-masa itu, masa-masa aku bebas layaknya sebuah anak kecil yang tidak tahu apa-apa, ya memang sebenernya mereka anak kecil-kecil. Sekarang atau mungkin orang dewasa kebanyakan berpikir lebih kedepan dan berpikir berulang kali efek dari hujan-hujanan, mereka berpikir kalau terkena hujan kemungkinan besar akan sakit dank arena sakit dapat membuat aktivitas dan pekerjaan mereka terganggu dan dapat berdampak buruk bagi karier atau pekerjaan mereka, ya kadang aku juga berpikir seperti itu.
Tapi aku tetap ingin bebas aku ingin melupakan semua kepenatanku selama ini, sesekali aku ingin menjadi anak kecil yang bermain dengan senangnya, tapi aku tidak pernah manja walaupun jadi anak kecil setiap masalah selalu ku tangani sendiri dan tak pernah mengadu ke orangtua ku. Tapi yasudahlah lupakan aku justru malah menceritakan pribadiku hahaha .
Aku kembali menatap hujan dari kamar jendela, aku ingin bebas seperti halnya hujan yang bisa turun kapan saja, aku ingin seperti angina yang bebas berhembus kemana saja , aku ingin menjadi daun-daun yang jatuh ketika mereka sudah tak mampu bertahan mereka lebih baik gugur dari pada menyusahkan, aku ingin seperti mereka yang melakukan sesuatu dengan bebas dan dapat beraktivitas dengan bebas tanpa gangguan. tapi kemudian aku berpikir itu semua mustahil, kenapa? Karena aku manusia aku punya akal aku punya otak dan aku pasti mempunyai masalah yang harus diselesaikan aku mungkin bisa bebas tapi tak selamanya aku bisa bebas, kenapa? Karena aku manusia aku bukan benda mati yang tak bisa berpikir, aku manusia harus mau diatur tapi kita juga boleh bebas asal tidak keluar dari aturan itu. Ya selama kita menunaikan tugas dan kewajiban kita kita berhak bebas meminta hak kita kan? Karena kita bukan babu dan kita bebas bereksprei dan menuangkan ide kreatifitas kita, mungkin itu makna bebas menurutku dan menurut orang dewasa lainnya.

Aku tersenyum, aku justru berdiri dan keluar dari kamarku, membuka pintu rumahku dan berjalan sedikit-demi sedikit kearah luar, tanganku bergerak lebih dulu manampung air hujan kemudian tubuhku akhirnya keluar dari perbatasan dan menerjang hujan, aku sama sekali tak berpikir apa-apa aku hanya ini keluar dan bebas menikmati hujan. Bebas menikmati kehidupan aku tersenyum bahkan sampai tertawa, hujan ini seperti meluluhkan api dalam kepalaku, aku seperti anak kecil yang ceria dan bebas menikmati hujan. Seluruh tubuhku basah aku mulai kedinginan dan mungkin aku akan batuk-batuk aku mulai pilek , tapi aku justru bersyukur karena itu semua adalah resiko yang aku dapatkan, bukankah semua yang kita kerjakan punya resiko? Dan aku juga sangat bersyukur tekanan yang ada pada otakku tiba-tiba hilang dan aku mulai bisa berpikir jernih, walaupun sekarang tubuhku merasakan meriang, tapi tak apa ini namanya resiko, lagipula ini setimpal? Yang penting aku bisa bebas dari tekanan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar