Oleh: Adinda P. Rahayu
Kelas: XI IPA 7
Awal
itu permulaan. Awal itu bagaimana suatu cerita dimulai. Bagaimana penulis
mengenalkan latar belakang kejadian sebelum pembaca kenalan dengan pokok
masalah. Iya, awal itu bagaimana cerita kita dimulai. Awal itu selalu bagian di
mana aku bercerita tentang bagaimana semua kebetulan-kebetulan itu
mempertemukan kita. Bagian di mana pertemuan kita menjadi awal ceritaku. Awal itu
sesuatu yang baru.
Tapi,
awal? Haruskah awal ditempatkan di depan? Haruskah awal selalu ditaruh sebagai
bagian pertama dari sebuah cerita? Maksudku, ceritaku tentang kita saja aku
mulai sejak kamu masih bersamanya. Saat kamu masih sibuk menulis kisah kalian
yang manis, romantis, indah, semua yang aku anggap sempurna. Saat kamu masih
sayang padanya… ah, mengapa aku membahas ini?
Ceritaku
tentang kita tidak diawali dengan awal kisah kita. Bahkan ketika kamu sudah
mengakhiri kisahmu, menyudahi semua kenangan-kenangan indah bersamanya, kamu
memulai kisah baru. Yang pasti bukan denganku. Justru kisah kita baru dimulai tepat
setelah aku mengakhiri kisahku sebelum kamu. Akhir dari kisahku adalah awal
dari kisah kita.
Kamu
pernah nonton serial televisi “How I Met
Your Mother”? Serial itu tentang Ted Mosby, seorang arsitek, yang
menceritakan bagaimana dia bertemu dengan istrinya kepada anak-anaknya. Ted
sudah bertemu dengan puluhan wanita, memacari banyak perempuan, tapi tak
satupun adalah jodohnya. Sementara teman-teman gengnya, Lily Aldrin, Marshall
Eriksen, Robin Scherbatsky, Barney Stinson, yang kebetulan (dan anehnya) saling
berpasangan, Ted masih sendiri. Setelah sekian lama mencari-cari si “tulang
rusuk” ini, dia ingin menyudahinya saja. Tapi, justru ketika Ted mengakhiri
pencariannya itu, dia bertemu dengan jodohnya. Lihat? Akhir dari pencariannya
adalah awal dari pertemuan mereka, dan awal dari kisah mereka.
Mungkin
suatu hari aku akan menulis jurnal dengan judul “How I Met Your Father”. Oh, ya, kamu pasti akan kutulis di buku
itu. Begitupun mereka yang aku temui sebelum kamu. Dan mereka yang kutemui
setelah kamu. Mungkin aku akan bertemu kamu lagi. Mungkin juga tidak, tapi
siapa tahu? Yang pasti akan kukatakan pada anakku kelak sebelum mereka membaca
jurnalku itu adalah bahwa awal jurnalku hanya akan menjadi awal jurnalku. Tapi,
sisi baiknya adalah ketika jurnalku berakhir, akhir itulah yang akan menjadi
awal bagian cerita lainnya.
adiinnnn keren keren hohohoo!!! (ghinafu)
BalasHapus