Sabtu, 22 Maret 2014

Hai, Awal.

Oleh: Ainu Athifah R.A.I
XI IPA 2 / 2015 (?)



2012.
Mari kita berbicara tentang awal sekarang.
.
.
.
.
.
Mungkin, sesuatu yang buruk di awal, akan selalu buruk setelahnya. Itu yang sebelumnya aku percayai. Berbagai kejadian menyuruhku untuk beranggapan begitu. Contohnya? Ambil saja yang gampang. Jika kau bertemu seseorang untuk pertama kali dan punya pengalaman buruk atau firasat buruk terhadapnya, kau akan terus beranggapan buruk tentang orang itu. Ya, awal menentukan segalanya—begitu kataku, dulu.
Tak mudah untuk mengubah apa yang sudah kita alami di awal. Aku sendiri mengalami begitu. Kau tahu, aku punya perasaan tidak enak saat pertama kali kulihat daftar nama kelas itu. Aku selalu beranggapan buruk terhadap kelasku—hingga beberapa bulan, aku masih merindukan kelasku yang lama. Sulit untuk diubah—pikirku, dulu. Aku merasa kesulitan untuk menerima kelasku, walau setengah diriku sudah beradaptasi dengan kelas itu. Sungguh menyiksa kalau kau tetap mempertahankan pikiran buruk yang dimunculkan di awal, percayalah.

Tapi, akhirnya aku senang-senang saja dengan kelas itu. Kau tahu mengapa? Lebih baik kau mengubah dulu pikiranmu itu. Bukan awal yang menentukan segalanya, tapi dirimulah yang menentukan. Tak apa jika di awal semua tidak sesuai dengan perkiraanmu, tapi ayolah, di prosesnya kau harus mengubah cara pandangmu dan terima saja keadaannya. Kau tahu, jika dirimu yang mengubahnya, semuanya akan berakhir sesuai dengan perkiraanmu. Aku sudah mengalaminya. Aku mampu mengatasi awal yang buruk sekarang, masa kau tidak?
Ayolah, mari kita berkata pada awal; “Hai awal, tak apa kau buruk dan tidak sesuai perkiraan tapi lihatlah nanti, aku akan mengubahmu dan bertemu dengan akhir yang sesuai.”
 
p.s catatan di hari sebelum masuk sekolah. Apa kabar 1 tahun yang lalu? I’m kinda missing you guys!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar