@dansvrnkey
Diary-ku, Sabtu, 2 Juli 2011, 21.04
Hampir seluruh lampu rumahku sudah padam. Hanya terlihat bias-bias pendar dari beberapa lampion kecil. Suasana senyap seperti ini membuatku teringat sebuah lagu. Lagu yang kerap kunyanyikan sebelum aku bertemu denganmu.
You turn my whole life so blue
Drowning me so deep, I just can reach myself again
You… successfully tore my heart
Now it’s only pieces
Nothing left but pieces of you
Sebelumnya lirik lagu itu tak bermakna. Hanya melodi dan komposisi yang indah yang membuatku jatuh cinta dengan lagu ini. Sebelum aku bertemu denganmu.
Lalu laguku berubah ketika kamu hadir dalam hidupku. Kamu… yang ditakdirkan mewarnai hariku.
I will fly into your arms
And be with you till the end of time
Why are you so far away
You know it’s very hard for me
To get myself close to you
Memang. Jemariku belum sanggup meraihmu. Sulit untukku bahkan hanya untuk memandangmu. Jantungku berdegup tak karuan seolah sakaw. Tanpa sadar aku mulai mengikuti alur hidupmu. Berada di sekitarmu walau ku tahu kamu tak tahu siapa aku. Mungkin hanya bayangan semu di antara kehidupanmu yang indah.
Lalu sebuah kecelakaan terjadi. Lika-liku kehidupan remaja memihak kita dan memberikan asam manisnya kasih sayang. Itu menjadi sebuah anugrah untukku, namun entah untuk kamu. Semoga saja kehadiranku bukan suatu musibah untukmu.
Dan sepertinya bukan. Kamu selalu tertawa di sampingku. Memberiku senyuman melihat kamu bahagia. Terlebih bahagia dengan aku di sampingmu. Aku merasa menjadi gadis paling beruntung di dunia. Tiba-tiba saja iklan kopi Good Day menjadi iklan yang paling kutunggu sepanjang hari meskipun dengan konteks yang berbeda. Dia jadi pacar aku tuh kayak membelah atmosfer berlapis-lapis, naik paus akrobatis, dan menembus rasi bintang paling manis.
Hidupku dipenuhi oleh kamu. Bukan bohong ketika Maia mengatakan, aku mau makan ku ingat kamu, aku mau tidur ku ingat kamu, aku mau pergi ku ingat kamu. Kamu memberikan spirit tak kasat mata untuk hari-hariku.
Tapi kemanisan itu tak berlangsung lama.
I thought this would be the end of my life
When you told me you’re no longer in love with me
I thought the sun would never arise again
When you told me everything was over
Seperti boneka porselen yang dijatuhkan dari atas meja. Dijatuhkan dengan paksa hingga tak ayal ia hancur berkeping-keping. Hidupku seolah terhenti. Seluruh aktivitasku macet. Tak berjalan semestinya. Aku tahu bukan saatnya aku merasa seperti ini karena aku masih terlalu dini merasakan perasaan ini, tapi hati sama sekali tak bisa bohong.
Lalu aku tersenyum. Senyuman yang kupercaya dapat melahirkan aura positif. Kemudian aku merasa lebih baik. Menyelesaikan susunan hatiku dan merekatkannya lagi hingga utuh. Meskipun ada beberapa retak, tapi cukup kuat untuk tak dihancurkan lagi.
Sekarang, mendengar lagu ini membuatku tersenyum. Mengingat saat aku merasakan hal yang baru kurasakan untuk pertama kali. Lucu. Dan sangat menyenangkan. Terima kasih sudah mengajarkanku sakitnya luka dan tentunya indahnya cinta.
Selesai menulis diary, Sabtu, 2 Juli 2011, 21:16
Tidak ada komentar:
Posting Komentar