Rabu, 06 Juli 2011

Mimpi itu

Oleh: Tasya
@tasyaNRG
 
“Siapa kamu?” Suaraku terdengar begitu bergetar, aku takut. Didepanku terdapat sosok makhluk dengan rambut hitam kusut panjang, baju putih dengan banyak bercak darah dan wajah yang hitam melepuh.

Dia memegang pipiku erat, mencengkeramnya hingga tampak bekas kukunya yang tajam dan panjang itu, makin kencang dan kencang. Aku merasakan kuku jari tangannya menembus kulitku pipiku, membuat darah segar keluar balik kulitku. Sakit sekali, wajahku seperti terkoyak.

“AAAAAAAAAAAAA….” Nafasku tersengal-sengal, untung saja cuma mimpi, tapi tadi itu benar-benar terlihat nyata. Aku takut.

Aku memutuskan untuk keluar menuju kamar mandi, kulihat sepertinya aku bangun kepagian, anak kost lain belum satu pun terlihat keluar dari kamarnya. Lebih baik aku mandi saja dulu.

Braaakk..
Sebuah suara mengagetkanku, arahnya dari luar kamar mandi, ku pikir itu hanya seekor kucing, jadi kubiarkan saja. Selesai mandi aku pun keluar dan….
Sleeerrr~ udara dingin menyelimutiku, ku tengok kanan kiri belakang, rasanya ada yang janggal. Tapi sudahlah.

Lagi lagi dia datang, sosok menyeramkan itu, bau anyir darah menetes tepat di pipiku, dia melayang tepat di atasku yang sedang telentang dikamar tidur. Dia menyerangku, rasanya saat ini perutku yang jadi sasarannya. Matanya hanya ada satu, sedangkan mata kirinya berupa tulang saja, dia menatapku. Sosok itu mendekatkan wajahnya, kulit dahinya bergesekkan dengan pipiku, kasar, dingin dan terdapat beberapa bagian kenyal, menjijikan.

Saat ini tangannya tepat dibagian pusarku, jarinya menerobos masuk, dari satu jari menjadi dua, kemudian 3 dan terus bertambah. Isi perutku serasa dimainkan, dia mengaduknya. Sedangkan aku hanya diam, diam karena terlalu sakit. Aku tidak kuat.

“Hah hah hah…” Kali ini aku benar-benar terasa seperti sudah mati. Kupegang perutku, ternyata tidak apa-apa, sial ternyata ini mimpi lagi, sudah hampir seminggu aku seperti ini.
“Reksa..” Terdengar suara parau memanggilku. Apa itu?
“Siapa kamu? Jangan bercanda deh” Kulirik jam dindingku, pukul 2 malam, mana ada orang malam-malam begini datang ke kamarku dan berusaha mengerjaiku
“Aku suka kamu, ikutlah denganku” Jawab suara itu,
“Aww” Aku kaget saat tanganku seperti dipegang oleh seseorang.

“Jangan bercanda, tunjukin siapa kamu!!!!!” Gertakku, jujur saja aku takut. Dan entah darimana datangnya sesosok gadis cantik tepat berada didepanku. Dia memegang pipiku. Senyumnya membuatku tak tahan. Jari lentiknya kini tepat dibibirku, memainkannya dengan mesra. Sesaat kemudian wajahnya meraih wajahku.

Aku mendorong bahunya, mencoba menjauhkan dia dariku. “Siapa kamu sebenernya?” Hembusan angin dingin kembali menyeruak didalam kamar kostku. Sosok didepanku kini berubah, menjadi makhluk yang selama ini selalu mendatangi mimpiku, tampak lebih mengerikan.
“Kamu harus ikut aku, aku menyukaimu. Datanglah ke tempatku” Dia semakin dekat denganku. Suaraku hilang, aku tidak sanggup berteriak.

Dengan tenaga yang masih aku miliki ku lempar semua barang yang dapat dijangkau olehku, tapi dia tetap mendekat. Tiba-tiba sebuah fenomena Poltergeist datang, semua barang-barang dikamarku terbang, termasuk lemari bajuku, itu pasti ulah makhluk itu.

Braaak!! Sebuah kaca besar tepat menabrakku, membuatnya menjadi kepingan kaca dengan tetesan darahku, salah satu pecahannya melayang dan JLEB , tepat menusuk mata kiriku. Sakit sekali, tapi apa daya suaraku hilang begitu saja, aku hanya bisa menikmati penyiksaan ini.

“ayolah, datang ke tempatku maka penyiksaan ini akan aku hentikan” ujarnya berbisik padaku, aku menggeleng dan raut mukanya mendadak marah kembali. Dia tancapkan tangan kanannya tepat didadaku dan merobek kulitku dari atas kebawah.

“MAMAAAAAAAAAAAAAAAH…..hah hah hah” kudengar suara langkah kaki terburu-buru mendatangi kamarku.

“Kenapa  sih sayang? Kamu mimpi buruk ya? Sudah ini minum air putihnya dulu, makanya sebelum tidur kamu baca doa dulu dong, jangan liat film horror juga nanti kebawa-bawa” Ucap mamah panjang lebar, sepertinya apa yang dikatakan mamah benar.

Saking takutnya aku pun memeluk mamah erat, biarlah saat ini aku benar-benar ingin memeluknya. Bagaimana tidak? Tadi aku mimpi bahwa aku bermimpi dikejar makhluk mengerikan. Aku baru menyadari bahwa kulit mamah terasa dingin, kucoba melihat kebawah dan…….dan ku…ku..lihat kakinya tidak menempel dilantai.

“AAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA”

1 komentar:

  1. gaya bahasa cermin dari keseharianmu. masih banyak yang bisa kamu ingkapkan di tulisan ini. menarik untuk dibaca, benahi sedikit bentuk tulisan dan beberapa spasi yang terlalu rapat. mari menulis :)

    BalasHapus