Oleh: Tasya
@tasyaNRG
Senin 4 Juli 2004
Langit mendung menyelimuti sore Senin ini, kebetulan aku baru saja ingin pulang dari rumah seorang teman yang letaknya jauh dari rumahku. Aku pun memacu motor. Namun di tengah perjalanan tiba-tiba cuaca tidak bersahabat denganku, hujan turun bak orang yang sedang marah besar, sangat deras. Aku yang sudah basah kuyup memutuskan berhenti dan berteduh.
Aku berteduh disebuah pohon besar yang dibelakangnya terdapat sebuah rumah. Andai saja pemilik rumah itu keluar dan membiarkan aku masuk. Dan rasanya pikiranku sampai kepada pemilik rumah, karena belum sampai 5 menit keluar seorang gadis cantik yang terlihat seumuran denganku.
“Lagi berteduh mas? Sini masuk, percuma berteduh disitu. Yang ada takut kena petir” ujar gadis itu mempersilahkanku masuk. Gadis yang cantik, baik pula.
Aku yang benar-benar kedinginan karena basah kuyup akhirnya menurut saja dan masuk ke rumah yang ruangannya rapi, bersih, dan sepi. Ya menurutku sepi sekali, sepertinya tidak ada orang selain dia.
“Neng, maaf ngerepotin. Ngomong-ngomong orang rumah kemana semua?” tanyaku yang begitu penasaran.
“Orangtua aku sedang pergi keluar kota mas, oh iya sebentar aku ambilkan minum dan handuk ya” jawab gadis itu ramah, sepertinya aku begitu terpesona olehnya.
Tak berapa lama gadis itu datang dan membawakanku handuk dan teh hangat. Kemudian kami pun larut dalam obrolan kami.
Singkat cerita aku mengetahui nama gadis itu, dia Rahma beda 2 kelas dibawahku. Dia cantik, baik, putih dan ramah. Dan baru kali ini aku memandang spesial seorang gadis padahal baru sekali bertemu. Oh iya, dia juga mengatakan padaku, jika aku ingin bertemu dengannya datanglah setiap hari Senin pukul 4 sore. Aku sempat menanyakannya mengapa harus hari Senin?. Dia bilang dihari itu orangtuanya sedang tidak ada. Aku pun janji akan kesini lagi
Senin 11 Juli 2004
Hari ini hari Senin, seperti janjiku pada Rahma aku akan pergi ke rumahnya, butuh waktu sekitar 30 menit untuk sampai disana. Aku menikmati setiap menit perjalananku kesana. Karena yang aku pikirkan aku akan bertemu Rahma, ya Rahma gadis yang seminggu ini membuatku tidak bisa tidur.
“Eh Tio, ternyata kamu datang juga” ujarnya tiba-tiba ketika aku baru saja sampai didepan rumahnya.
“Eh iya nih,hehe”
“Yaudah yuk masuk”
Aku pun berjalan memasuki rumahnya. Pandanganku tertuju pada tumpukan kayu yang sudah sangat hitam di samping rumah, Ah ngapain juga aku melihat itu.
Dan seperti biasa hari ini aku habiskan waktuku untuk mengobrol lebih jauh tentangnya.
Senin 18 2004
Hari ini aku sedikit telat datang kerumahnya, ya mungkin sekitar 30 menit. Sudahlah yang penting aku tetap bisa bertemu dengannya. Dia yang merupakan cinta pertamaku. Aku sudah benar-benar menyukainya
Jam menunjukkan pukul 08.15, lebih baik aku pulang saja, sudah terlalu malam, tidak enak jika tetangga melihatku keluar bertamu malam-malam.
Benar saja ketika aku baru keluar dari rumah, hampir semua orang yang saat itu berada di sekitarku memperhatikanku, seolah-olah berkata “Apa yang sedang aku lakukan?”. Ah sudahlah, yang penting aku segera pulang.
Senin 25 Juli 2004
Aku sampai di depan rumah Rahma, keadaanku sama seperti waktu pertama menginjakkan kaki ke rumah ini, basah kuyup. Tadi di tengah perjalanan tiba-tiba hujan.
Saat ini Rahma mengenakan kaos pink motif bunga dan celana selutut lagi. Ya setiap aku main kesini sepertinya aku melihat dia selalu mengenakan pakaian ini. Mungkin gaya dia memang seperti ini, tapi bagiku dia tetap cantik.
Aku sempat menanyakan perasaannya,dan dia bilang dia juga menyukaiku,beruntung bukan? Tapi aku tidak ingin terburu-buru menembaknya.
Senin 1 Agustus 2004
Sepulang dari rumah Rahma, aku didatangi orang orang yang tidak aku kenal sebelumnya.
“Kamu teh ngapain sering kesini?” tanya orang itu
“Cuma main ko, hehe. Maaf ya bu saya harus segera pulang” tanpa basa basi aku pun langsung mengegas motorku, bukannya aku tidak sopan,hanya saja aku cepat pulang.
Senin 8 Agustus 2004
Hari ini aku sakit,jadi aku tidak bisa pergi ke rumah Rahma, sedih sih tapi masih ada Senin Senin berikutnya.
Selasa 9 Agustus 2004
Tadi malam aku mimpi buruk. Rahma marah karena aku tidak datang kemarin. Tidak begitu buruk sih, tapi bagiku jika dia marah,aku jadi tidak tenang. Karena kekhawatiranku itu hari ini aku berniat pergi ke rumahnya. Melanggar janji karena bukan hari Senin? Ah sudahlah yang penting aku ke rumahnya.
Saat ini, tepat aku berada di depan rumah Rahma, ya harusnya begitu tapi ada yang aneh disini. Hanya ada puing-puing bekas kebakaran. Jangan-jangan rumah Rahma kebakaran kemarin? Apa Rahma baik-baik saja? Begitu banyak pertanyaan dalam benakku, dan semuanya terjawab saat Ibu-ibu yang pernah bertanya padaku menjelaskannya.
Dia bilang rumah ini sudah tidak ditempati sejak 2 tahun lalu karena kebakaran. Apa? 2 tahun? Lalu selama ini Rahma itu siapa?. Ibu itu menjelaskan lagi bahwa Rahma adalah gadis yang meninggal saat kebakaran itu, saat itu Rahma sedang di rumahnya sendirian pada hari Senin tepat jam 4 sore. Keluarganya yang shock karena Rahma meninggal pindah ke Batam karena begitu banyak kisah pahit di kota ini.
Ya kini semua keherananku terjawab, termasuk kaos yang selalu ia pakai. Ada yang bilang yang terakhir bertemu dengan Rahma adalah temannya, saat itu Rahma memang menggunakan kaos pink motif bunga dan celana selutut.
Rahma, cinta pertamaku yang datang di hari Senin ternyata hanya sebuah jiwa yang seharusnya telah mati meninggalkan dunia ini.
Selamat tinggal Rahma,terima kasih atas kenangan yang entah membuatku senang atau sedih.
bagus :D
BalasHapus